Oleh Dr. H. Rachmat Maulana S.Sos, M.Si
Perubahan
dapat bergerak dengan cepat dan tepat sesuai dengan rencana yang telah disusun
sedemikian rupa manakala dikawal dengan kepemimpinan diri yang dilakukan secara
konsisten dan disiplin yang tinggi, tanpa itu kemungkinan besar “perubahan”
bergerak dengan sangat lamban atau bahkan mengalami kegagalan.
Model
kepemimpinan diri yang dimaksud oleh penulis merujuk kepada konsep kepemimpinan
kubik leadership karya Farid Poniman, Jamil Azzaini, Indrawan Nugroho (2009)
dimana konsep kepemimpinan memiliki makna yang sangat mendalam untuk mengawal pribadi
– pribadi melakukan perubahan yaitu :
- Kemampuan Untuk Menentukan Ke Mana Hidup Akan Kita
Arahkan,
- Apa – Apa Yang Ingin Kita Lakukan Dalam Hidup Ini
3 - Dan Jalan Mana Yang Harus Ditempuh Untuk Mencapainya.
Oleh karena itu konsep kepemimpinan dapat diimplementasikan
pada tiga pilar utama yaitu pimpin keyakinan, pimpinan aksi dan pimpin pekerti.
Keyakinan Adalah Seperangkat Prinsip Dan Nilai Yang
Sekaligus Menjadi Misi Suci Hidup Kita, Aksi Adalah Aktivitas Nyata Yang Didasarkan Pada
Seperangkat Aturan Hidup. Dan Pekerti Adalah Sikap Mental Yang Melahirkan
Kecendrungan Perilaku Sehari – Hari.
Pimpin keyakinan memiliki tiga
prinsip utama yaitu (1) prinsip manusia bahwa
Kesempurnaan manusia terletak pd
kemampuan untuk
memilih, termasuk memilih bagaimana ia akan menjalani hidupnya. Raihlah sukses
jangka panjang dengan cara meninggikan To Be (Ilmu pengetahuan
dan kompetensi) dan valensi
(Takaran Atau Bobot Yang Mewakili Keseluruhan Kapasitas
Diri Anda) ,
serta merendahkan To Have (Kepemilikan harta benda). (2) prinsip
alam yaitu Alam memiliki
serangkaian hukum yg mengikat seluruh mahluk di dalamnya.
Hukum kekekalan energi menjamin
bahwa tidak ada enegi di dunia ini yang sia sia. Anda akan mendapatkan hasil usaha yang sama dengan jumlah usaha yang sama. Perbanyaklah mengeluarkan energi positif dan jauhi
energi negatif, maka anda akan menjadi orang yg paling beruntung di dunia. (3) Pinsip Allah yaitu Allah
hanya memancarkan energi positif, Allah
tidak pernah memancarkan kemubaziran, kesia-siaan, apalagi
energi negative. Energi Allah tidak
memiliki stigma dan prasangka
terhadap mahluk-Nya. Energi yang Allah
berikan pada manusia tidak tergantung pada bentuk pantulannya.
Setelah
keyakinan menjadi expert terbentuk, maka tindaklanjuti dengan
pimpinan
aksi dengan tiga “As” yaitu (1) kerja Keras adalah Hasil kerja (output) tergantung jumlah energi (input)
yang dialokasikan, (2) Kerja Cerdas memberikan pemaknaan
bahwa Mesin kecerdasan
digunakan untuk ‘menggeser titik tumpu’ yang dapat mengungkit hasil kerja
(output).
(3) Kerja Iklas yaitu mengandung pemahaman dengan membersihkan energi dari unsur negatif dan kemubaziran, maka
bobot usaha (input) akan menjadi lebih besar.
Selanjutnya setelah keyakinan dan aksi sudah sejalan, kini saatnya
buktikan dengan pimpin pekerti. Dengan
pilar utama yaitu (1) Sikap
& Perilaku Positif, (2) Sikap & Perilaku Produktif dan
(3) Sikap & Perilaku
Kontributif.
Dari uraian model kepemimpinan
diri berdarkan konsep kepemimpinan kubik leadership karya Farid Poniman, Jamil
Azzaini, Indrawan Nugroho (2009), maka dengan penuh keyakinan dan semangat Kita
yakin bahwa allah akan bersama kita untuk melakukan berbagai perubahan diri
kita menjadi manusia yang lebih baik. Amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar