Senin, 01 September 2014

Konsep Developmentalisme



Oleh : Dr. H. Rachmat Maulana S.Sos, M.Si
Istilah developmentaslisme berakar kata dari bahasa Inggris development, tambahan kata “isme” di belakang kata ini menunjukkan kuatnya ideologi yang dijalani. developmentaslisme secara sederhana diartikan sebagai paham pembangunan yang bermula dari ideologi kapitalisme. developmentaslisme digunakan secara acak dengan kata pembangunan dalam makna yang sama, yakni model yang dicirikan sebagai produk kapitalisme pasca Perang Dunia II.
Dalam makna lain, pembangunan di samping sebagai pembangunan ekonomi an sich, ia juga bergerak menjadi ideologi negara Dunia Ketiga. Dengan demikian  developmentaslisme atau juga pembangunanisme secara harfiah diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia (Siagian, 1998:13).
Dawam raharjo (2009) menyatakan bahwa Developmentalisme adalah kemistri ideologis antara kepentingan negara industri maju dan kepentingan elite politik negara dunia ketiga. Istilah ini tepat untuk menggambarkan realitas obyektif haluan ekonomi negara dunia ketiga ketimbang neoliberalisme, yang lebih kompleks pengertiannya. Neoliberalisme juga mencerminkan kepentingan sepihak negara industri maju, khususnya Amerika Serikat, dalam mempertahankan hegemoni ekonominya.
Mula-mula developmentalisme adalah salah satu teori pembangunan, yang berkembang menjadi ideologi. Demikian tinjauan ulang Tony Smith, pada 1985, setelah teori pembangunan internasional diketahui keberhasilan dan kegagalannya. Ideologi ini timbul dan berkembang menurut versi negara industri maju dan negara dunia ketiga. Developmentalisme merupakan kelanjutan program pemulihan ekonomi dunia ketiga. Motif utamanya adalah membendung pengaruh komunisme di negara dunia ketiga yang cenderung memilih bentuk lain sosialisme. Asumsinya, sumber penyebaran komunisme adalah kemiskinan. Karena itu, penangkal penyebaran komunisme adalah pembangunan ekonomi yang mampu menghapus kemiskinan. Sedangkan di dunia ketiga lahir nasionalisme ekonomi sebagai kelanjutan nasionalisme politik sesudah merdeka dari penjajahan.
Di Indonesia, developmentalisme masih tetap bertahan. Ini tampak dalam klaim-klaim keberhasilan pembangunan oleh partai-partai politik yang berkuasa, Klaim keberhasilan itu di antaranya pengendalian inflasi dan penjagaan stabilitas moneter, tercapainya swasembada beras, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan langsung tunai kepada penduduk miskin, peningkatan anggaran pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan angka ekspor, serta pertumbuhan ekonomi di tengah krisis keuangan global. Padahal keberhasilan di bidang politik sebenarnya tak kalah penting, terutama dalam menjaga negara kesatuan, mereformasi organisasi militer tanpa menimbulkan masalah, serta menyelesaikan masalah konflik kedaerahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar