Rabu, 01 Oktober 2014

. ALASAN MANUSIA INGIN BERUBAH



Dr. H. Rachmat Maulana S.Sos, M.Si
Alasan perubahan yang terjadi pada diri manusi merujuk pada teori mativasi / dorongan yang mengacu pada definisi motifasi yang merupakan sebuah proses yang berada pada diri seseorang yang dapat memberikan stimulasi terhadap tingkah laku atau memicu dilakukannya sebuah tindakan. Motivasi bisa dibilang merupakan rangsangan yang dirasakan seseorang untuk mencapai sebuah keadaan tertentu. Motivasi yang kuat tertanam pada jiwa seseorang akan mempengaruhi kualitas hidup yang akan diraihnya. Hal ini berkaitan dengan pencapaian yang didapatkan dalam hidupnya.
Teori motivasi yang banyak dikemukakan oleh pada para ahli  terbentuk dari definisi motivasi yaitu “kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).” Unsur intrinsik dan ekstrinsik yang mendasari motivasi inilah, melahirkan teori-teori motivasi menurut pada ahli berikut ini : Teori Motivasi Maslow  (Teori Kebutuhan) mengemukan pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan yaitu meliputi :
1.    Kebutuhan fisiologikal (physiological needs) – contohnya rasa lapar, haus dan istitahat
2.    Kebutuhan rasa aman (safety needs) –  Meliputi keamanan fisik, mental, psikologikal dan intelektual
3.    Kebutuhan akan kasih sayang (love needs) – Menginginkan kasih sayang keluarga
4.    Kebutuhan akan harga diri (esteem needs) – Menggambarkan status sosial seseorang
5.    Aktualisasi diri (self actualization) – Memiliki kesempatan bagi seseorang, untuk dapat mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya untuk mengubahnya menjadi kemampuan nyata.
Teori Motivasi Herzberg (Teori Dua Faktor), Herzberg memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman mengenai motivasi yang dengan Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu :
1.        Faktor motivasional – antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
2.        Faktor hygiene  atau pemeliharaan –  meliputi status seseorang pada sebuah organisasi, seperti hubungan seorang individu dengan atasannya dan atau rekan-rekan sekerjanya. Kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Teori Motivasi Vroom (Teori Harapan) Dalam buku karangannya yang berjudul “Work And Motivation” membahas motivasi dari “Teori Harapan” adalah sebagai akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Bisa dijelaskan mengenai teori harapan, berarti berkata jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, maka akan membuatnya sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya tersebut. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Dalam pandangan Islam kata motivasi berakar dari kata motif atau niat Miftah Faridl berpendapat bahwa niat bisa diartikan dengan motif , karena pengertian niat ada dua pengertian yaitu getaran batin untuk menentukan jenis perbuatan ibadah. Niat yang kedua dalam arti tujuan adalah maksud dari sesuatu perbuatan (motif). Niat dalam pengertian motif mempunyai dua fungsi :
1.    Menentukan nilai hukum (wajib, sunat , makruh dan haram) , yaitu untuk sesuatu amal yang tidak ditentukan secara tegas hukumnya dalam Al-Quran dan as-Sunah.
2.    Menentukan kualitas pahala dari sesuatu perbuatan-perbuatan yang tertinggi ikhlas dan perbuatan terendah riya.
Ketika motivasi dikaitkan dengan niat dan niat dikaitkan dengan keikhlasan maka hal ini sangat sulit diukur, namun yang perlu digaris bawahi terlepas dari keikhlasan dan riya ketika motivasi itu dibahas dan dibicarakan maka ada persamaannya yaitu sama–sama sulit diklaim secara mutlak namun hanya bisa diprediksi kemungkinannya. Menurut Asep Ridrid Karana kata niat jika disejajarkan lebih tinggi daripada motivasi karena motivasi seorang muslim harus timbul karena niat pada Allah. Pada prakteknya kata motivasi dan niat hampir sama–sama dipakai dengan arti yang sama, yaitu bisa kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dorongan (drive) atau kekuatan.
Manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk beribadah pada Allah Semua aspek kehidupan bisa bernilai ibadah ketika diniatkan karena Allah. Hal ini dikuatkan dengan sebuah hadits dari Umar radhiyallahu anha. Memurnikan niat karena Allah semata merupakan landasan amal yang ikhlas. Maksud niat disini adalah pendorong kehendak manusia untuk mewujudkan suatu tujuan yang dituntutnya. Maksud pendorong adalah penggerak kehendak manusia yang mengarah pada amal. Sedangkan tujuan pendorongnya banyak sekali dan sangat beragam.
Abdul Hamid Mursi menerangkan motivasi dalam perspektif Islam sebagai berikut :
1.    Motivasi fisiologis.  Allah telah memberikan ciri-ciri khusus pada setiap makhluk sesuai dengan fungsi-fungsinya. Diantara cirri-ciri khusus terpenting dalam tabiat penciptaan hewan dan manusia adalah motivasi fisiologis. Studi-studi fisiologis menjelaskan adanya kecenderungan alami dalam tubuh manusia unutk menjaga keseimbangan secara permanen. Bila keseimbangan itu lenyap maka timbul motivasi untuk melakukan aktivitas yang bertujuan mengembalikan keseimbangan tubuh seperti semula.
2.    Motivasi Berkompetensi. Berkompetensi (berlomba-lomba) merupakan dorongan psikologis yang diperoleh dengan mempelajari lingkungan dan kultur yang tumbuh di dalamnya. Manusia biasa berkompetensi dalam ekonomi, keilmuan, kebudayaan, sosial dan sebagainya. Al-Quran menganjurkan manusia agar berkompetensi dalam ketakwaan, amal shaleh, berpegang pada prinsip-prinsip kemanusiaan, dan mengikuti manhaj Ilahi dalam hubungan dengan sang pencipta dan sesama manusia sehingga memperoleh ampunan dan keridhan Allah SWT.
3.    Motivasi Kerja. Motivasi kerja dimiliki oleh setiap manusia, tetapi ada sebagian orang yang lebih giat bekerja daripada yang lain. Kebanyakan orang mau bekerja lebih keras jika tidak menemui hambatan merealisasikan apa yang diharapkan. Selama dorongan kerja itu kuat, semakin besar peluang individu untuk lebih konsisten pada tujuan kerja. Ada juga yang menyukai dorongan kerja tanpa mengharapkan imbalan, sebab ia menemukan kesenangan dan kebahagiaan dalam perolehan kondisi yang dihadapi dan dalam mengatasi situasi yang sulit.
Demikian beberapa pandangan yang perlu kita ketahui berkaitan alasan manusia melakukan perubahan yang dilihat dari sudut pandangan motivasi dalam melakukan perubahan.
Semoga bermanfaat. Amien