Dr. H. Rachmat Maulana S.Sos, M.Si
Alasan perubahan yang terjadi pada diri
manusi merujuk pada teori mativasi / dorongan yang mengacu pada definisi
motifasi yang merupakan sebuah proses yang berada pada diri seseorang yang
dapat memberikan stimulasi terhadap tingkah laku atau memicu dilakukannya
sebuah tindakan. Motivasi bisa dibilang merupakan rangsangan yang dirasakan
seseorang untuk mencapai sebuah keadaan tertentu. Motivasi yang kuat tertanam
pada jiwa seseorang akan mempengaruhi kualitas hidup yang akan diraihnya. Hal
ini berkaitan dengan pencapaian yang didapatkan dalam hidupnya.
Teori motivasi yang banyak
dikemukakan oleh pada para ahli terbentuk dari definisi motivasi
yaitu “kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari
luar individu (motivasi ekstrinsik).” Unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
mendasari motivasi inilah, melahirkan teori-teori motivasi menurut pada ahli
berikut ini : Teori Motivasi Maslow
(Teori Kebutuhan) mengemukan pendapat bahwa manusia mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan yaitu meliputi :
1. Kebutuhan
fisiologikal (physiological needs) – contohnya rasa lapar, haus dan istitahat
2. Kebutuhan
rasa aman (safety needs) – Meliputi keamanan fisik, mental, psikologikal
dan intelektual
3. Kebutuhan
akan kasih sayang (love needs) – Menginginkan kasih sayang keluarga
4. Kebutuhan
akan harga diri (esteem needs) – Menggambarkan status sosial seseorang
5. Aktualisasi
diri (self actualization) – Memiliki kesempatan bagi seseorang, untuk dapat
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya untuk mengubahnya menjadi
kemampuan nyata.
Teori Motivasi Herzberg (Teori Dua Faktor), Herzberg
memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman mengenai motivasi yang dengan
Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu :
1.
Faktor motivasional – antara
lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,
kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
2.
Faktor hygiene atau
pemeliharaan – meliputi status seseorang pada sebuah organisasi, seperti
hubungan seorang individu dengan atasannya dan atau rekan-rekan sekerjanya.
Kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan
sistem imbalan yang berlaku.
Teori Motivasi Vroom (Teori Harapan) Dalam buku
karangannya yang berjudul “Work And Motivation” membahas motivasi dari “Teori
Harapan” adalah sebagai akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang
dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil
yang diinginkannya itu. Bisa dijelaskan mengenai teori harapan, berarti berkata
jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar, maka akan membuatnya sangat terdorong untuk memperoleh hal yang
diinginkannya tersebut. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang
diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Dalam pandangan Islam kata
motivasi berakar dari kata motif atau niat Miftah Faridl berpendapat bahwa niat
bisa diartikan dengan motif , karena pengertian niat ada dua pengertian yaitu
getaran batin untuk menentukan jenis perbuatan ibadah. Niat yang kedua dalam
arti tujuan adalah maksud dari sesuatu perbuatan (motif). Niat dalam pengertian
motif mempunyai dua fungsi :
1. Menentukan
nilai hukum (wajib, sunat , makruh dan haram) , yaitu untuk sesuatu amal yang
tidak ditentukan secara tegas hukumnya dalam Al-Quran dan as-Sunah.
2. Menentukan
kualitas pahala dari sesuatu perbuatan-perbuatan yang tertinggi ikhlas dan
perbuatan terendah riya.
Ketika motivasi dikaitkan
dengan niat dan niat dikaitkan dengan keikhlasan maka hal ini sangat sulit
diukur, namun yang perlu digaris bawahi terlepas dari keikhlasan dan riya
ketika motivasi itu dibahas dan dibicarakan maka ada persamaannya yaitu
sama–sama sulit diklaim secara mutlak namun hanya bisa diprediksi
kemungkinannya. Menurut Asep Ridrid Karana kata niat jika disejajarkan lebih
tinggi daripada motivasi karena motivasi seorang muslim harus timbul karena
niat pada Allah. Pada prakteknya kata motivasi dan niat hampir sama–sama
dipakai dengan arti yang sama, yaitu bisa kebutuhan (need), desakan (urge),
keinginan (wish), dorongan (drive) atau kekuatan.
Manusia diciptakan tidak
lain hanyalah untuk beribadah pada Allah Semua aspek kehidupan bisa bernilai
ibadah ketika diniatkan karena Allah. Hal ini dikuatkan dengan sebuah hadits
dari Umar radhiyallahu anha. Memurnikan niat karena Allah semata merupakan
landasan amal yang ikhlas. Maksud niat disini adalah pendorong kehendak manusia
untuk mewujudkan suatu tujuan yang dituntutnya. Maksud pendorong adalah
penggerak kehendak manusia yang mengarah pada amal. Sedangkan tujuan
pendorongnya banyak sekali dan sangat beragam.
Abdul Hamid Mursi menerangkan
motivasi dalam perspektif Islam sebagai berikut :
1. Motivasi
fisiologis. Allah telah memberikan
ciri-ciri khusus pada setiap makhluk sesuai dengan fungsi-fungsinya. Diantara
cirri-ciri khusus terpenting dalam tabiat penciptaan hewan dan manusia adalah
motivasi fisiologis. Studi-studi fisiologis menjelaskan adanya kecenderungan
alami dalam tubuh manusia unutk menjaga keseimbangan secara permanen. Bila
keseimbangan itu lenyap maka timbul motivasi untuk melakukan aktivitas yang
bertujuan mengembalikan keseimbangan tubuh seperti semula.
2. Motivasi
Berkompetensi. Berkompetensi (berlomba-lomba) merupakan dorongan psikologis
yang diperoleh dengan mempelajari lingkungan dan kultur yang tumbuh di
dalamnya. Manusia biasa berkompetensi dalam ekonomi, keilmuan, kebudayaan,
sosial dan sebagainya. Al-Quran menganjurkan manusia agar berkompetensi dalam
ketakwaan, amal shaleh, berpegang pada prinsip-prinsip kemanusiaan, dan
mengikuti manhaj Ilahi dalam hubungan dengan sang pencipta dan sesama manusia
sehingga memperoleh ampunan dan keridhan Allah SWT.
3.
Motivasi Kerja. Motivasi
kerja dimiliki oleh setiap manusia, tetapi ada sebagian orang yang lebih giat
bekerja daripada yang lain. Kebanyakan orang mau bekerja lebih keras jika tidak
menemui hambatan merealisasikan apa yang diharapkan. Selama dorongan kerja itu
kuat, semakin besar peluang individu untuk lebih konsisten pada tujuan kerja.
Ada juga yang menyukai dorongan kerja tanpa mengharapkan imbalan, sebab ia
menemukan kesenangan dan kebahagiaan dalam perolehan kondisi yang dihadapi dan
dalam mengatasi situasi yang sulit.
Demikian beberapa pandangan yang perlu kita ketahui
berkaitan alasan manusia melakukan perubahan yang dilihat dari sudut pandangan
motivasi dalam melakukan perubahan.
Semoga bermanfaat. Amien